Sepanjang sejarah,
Banser memainkan peran penting dalam isu-isu yang berkaitan dengan agama,
seperti dalam pembunuhan
massal di Indonesia tahun 1965-1966 terhadap mereka yang dianggap
sebagai anggota Partai Komunis
Indonesia, hingga bentrok dengan ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia. Dari segi orientasi
politik, Banser dan GP Ansor dideskripsikan sebagai Islam tradisionalis,
populisme, dan nasionalisme .
Sejarah
Pendahulu GP Ansor,
Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) secara resmi berdiri sebagai sayap pemuda NU pada
tanggal 24 April 1934. Selanjutnya, organisasi kepanduan Barisan Ansor
Nahdlatul Ulama (Banoe) dibentuk oleh ANO cabang Malang. Pada tahun 1937, Banoe diresmikan
pimpinan komandan Syamsoel Islam yang juga menjadi ketua ANO cabang Malang
dalam Kongres ANO ke-2. Banoe Malang saat itu berada dalam pembinaan Panglima TNI
Mayor Hamid Roesdi, dan keduanya dianggap
sebagai tokoh pendiri Banser.
Struktur
Tingkatan Struktur
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) terdiri dari Satkornas, Satkorwil, Satkorcab,
Satkoryon, dan Satkorkel. Satkornas (satuan koordinasi pusat) merupakan
tingkatan tertinggi dari Banser dan dipimpin oleh Kasatkornas yang ditunjuk
langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor. Satkorwil berada di
tingkat provinsi, satkorcab di tingkat kabupaten, satkoryon di tingkat
kecamatan, dan satkorkel di tingkat desa atau kelurahan.
Komentar
Posting Komentar